Kamis, 08 Januari 2015

RASULULLAH SAW BER-AKHLAQ AL-QUR'AN




PEMIMPIN Mengajak Menteladani Rasulullah saw ?
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (al-Ahzab: 21)
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (at-Taubah: 128)
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (al-Qalam: 4)
Muqaddimah
Jakarta (SI Online) - Presiden Joko Widodo menegaskan dengan meneladani sifat Nabi Muhammad Saw maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.

"Kalau kita bisa meneladani beliau dalam gaya hidup sehari-hari
, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara besar, makmur dan sejahtera," kata Presiden dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Istana Negara, Jumat malam (03/01) seperti dikutip Antara.

Jokowi mengatakan sebagaimana tercatat dalam sejarah, Nabi Muhammad Saw diutus ke tengah masyarakat, bukan masyarakat modern tapi masyarakat yang kering dengan nilai-nilai peradaban.

"Dalam menyikapi masyarakat jahiliyah tersebut Nabi Muhammad Saw mengedepankan nilai-nilai agung dan mengajak ibadah serta senantiasa menjunjung tinggi kehormatan pada sesama," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga mengatakan peringatan Maulid Nabi juga diharapkan menjadi salah satu sarana umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas diri.

"Memang begitulah kita membangun tata Islam yang penuh perdamaian serta menebarkan keadilan dan toleransi," paparnya.
REPUBLIKA.CO.ID, Dosen Program Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Ustaz Mulyadi Kosim berbagi tiga kunci meneladani Rasul. Yaitu, keikhlasan beribadah, kesungguhan, dan kesesuaian dengan sunah. Ibadah yang dilakukan pun harus seimbang tidak hanya berhubungan dengan Allah SWT, tetapi juga dengan sesama manusia. "Ibadah Rasul bukan ibadah yang antisosial," kata dia.
Selain itu, kata dia, agar sosok Rasul dapat hidup dalam kehidupan sehari-hari, jadikan figur Rasul sebagai idola dan teladan. Perbanyak menelaah sirah Rasulullah, baik lewat berbagai referensi buku maupun mendatangi majelis taklim.
dakwatuna.com - Akhlak adalah salah satu dasar dalam Islam. Orang awam biasanya hanya mengenal 2 pondasi Islam, yaitu iman dan islam. Namun, ada satu hal terpenting lagi yang menjadi pondasi dari Islam, yaitu ihsan. Perbuatan baik, atau ihsan harus selalu kita ingat sebagai salah satu dasar agama Islam. Dan dalam ihsan tersebut terselip akhlakul karimah, salah satu sifat Rasulullah SAW.
Suatu hari, Rasul pernah ditanya oleh sahabatnya. “Ya Rasul, apakah inti Islam?” Rasul menjawab, “Inti Islam adalah Akhlakul Karimah, Akhlakul Karimah, Akhlakul Karimah”. Kemudian Rasul ditanya lagi, “Ya Rasul, apa inti akhlak?”, dijawab oleh Rasul, ”1. Jangan berdusta, 2. Tepati janji, 3. Amanah, 4. Istiqomah”.
Tiga kali Rasul mengulang kata akhlakul karimah. Itu menunjukkan bahwa akhlak sangat penting dalam perkembangan Islam. Dan hal itu telah dibuktikkan oleh Rasul sendiri. Dalam suatu kisah, para pembesar kaum Quraisy tetap menghormati Rasul sebagai orang yang mulia akhlaknya. Mereka tetap menitipkan barang dagangannya walaupun mereka menentang Rasul yang membawa risalah Islam. Dan saat Rasul hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar, Rasul pun menitipkan semua barang yang pernah dititipkan oleh kaum Quraisy kepada Ali bin Abi Thalib untuk dikembalikan kepada Kaum Quraisy. Subhanallah, bahkan Rasul pun tetap berbuat baik kepada kaum yang memusuhinya.
Rasulullah saw Teladan Ummat
Dari sejak Nabi Muhammad lahir ke dunia, beliau selalu dapat dijadikan teladan baik bagi siapapun. Bangsa Arab pun memberikan gelar kepercayaan tinggi kepada beliau sebagai orang muda yang jujur dapat dipercaya (Al-Amīn). Sehingga Allah sendiri menganugerahinya dengan julukan pemilik Akhlak yang agung (Ibn Hisyām, 1981):
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤)
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti (akhlak) yang agung (Q.S. Al-Qalam, 68:4).
Uswah ḥasanah dalam Islam ada dua:
  1. Uswah ḥasanah mutlak: Yang terjamin bersih dari berbagai kesalahan maupun kekeliruan, yaitu ada pada sosok Rasūl Alláh saw. sebagai suri teladan yang agung, luhur,  pemilik kesempurnaan Akhlak, serta punya biografi yang menakjubkan.
  2. Uswah ḥasanah terbatas: adalah suri teladan yang ada pada makhluk Alláh yang lainnya, hal ini karena tidak ada jaminan seperti pada Nabi SAW. Orang-orang tersebut adalah orang-orang ṣaliḥin dan muttaqīn (Ḥumayd, 2011).
Pembelajaran Dengan Uswah ḥasanah adalah metode pembelajaran yang paling efektif dibanding metode lainnya yang pernah ada. Karena dalam pembelajaran  Uswah ḥasanah paling mendekatkan pada keberhasilan tujuannya.
Mengapa kita wajib menteladani beliau saw ?
1. Akhlak Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam adalah Al-Qur’an
Ketika Aisyah Radhiyallahu’anha ditanya tentang akhlak Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Abu Dawud dan Muslim)
2. Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak
Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al Bazzaar)
3. Kebaikan itu adalah Akhlak yang Baik
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain.” (HR. Muslim)
4. Rasulullah adalah orang yang paling dermawan
Anas Radhiyallahu’anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam adalah orang yang paling baik, paling dermawan (murah tangan), dan paling berani”. (HR. Ahmad)
5. Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam Selalu Ramah Pada Siapapun, Bahkan pada Maula (Pembantu Rumah Tangga Beliau)
Anas Radhiyallahu’anha, pembantu rumah tangga Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam berkata, “Aku membantu rumah tangga Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam sepuluh tahun lamanya, dan belum pernah beliau mengeluh “Ah” terhadapku dan belum pernah beliau menegur, “kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau lakukan ini.” (HR. Ahmad)
6. Lebih Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anha., ia berkata:  Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam. bersabda: “Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Tiada seorang beriman hingga aku lebih dicintai dari ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari)
7. Rasulullah Pembawa / Penyebar Rahmat
Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Aku Muhammad dan Ahmad (terpuji), yang dihormati, yang menghimpun manusia, nabi (penyeru) taubat, dan nabi (penyebar) rahmat.” (HR. Muslim)
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(Al-Anbiya: 107)
Ikhtitam
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (berjumpa dengan) Allah, (meyakini) Hari Akhir, dan banyak menyebut Allah (banyak berzikir).” (Q.S. Al-Aḥzāb, 33:21)”.
Uswaħ ḥasanaħ dan tuntunan yang baik yang mesti diemban manusia muslim mestinya memperhatikan hal-hal tindakan Akhlak sebagai berikut:
  1. Berakhlak baik yang sempurna (sesuai dengan misi Nabi):
  2. Memiliki Kesesuaian Ucapan dan Tindakannya.
  3. Menjauhi tempat-tempat dan sumber-sumber ketidak baikan bagi kemanusiaan yang menimbulkan berbagai kecurigaan/ tempat maksiat.
Jakarta 8/1/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman