Senin, 19 Januari 2015

BAHAYANYA MAKANAN HARAM





MENGHINDARI MAKAN YANG HARAM ?
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh.  Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mukminun: 51)
Rasulullah bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram kecuali neraka lebih utama untuknya" (HR. At Tirmidzi)
Muqaddimah
Mungkin sering kita mendengar orang yang berkata, “Mencari yang halal aja susah, apalagi yang haram?” Tahukah bahwa Allah SWT mengharamkan sesuatu tidak lain karena sayangnya kepada hamba-hamba-Nya dan tidak lain adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Oleh karena itu jika manusia melanggar hukum Allah pasti akan mendapatkan dampak negatif dari pelanggarannya itu. Jika dokter berkata, “Anda dilarang makan makanan yang berkolesterol tinggi!” Pasti anda akan berusaha menjauhinya, bukan? Dan anda pasti tahu akibat dari pelanggaran anjuran dokter tersebut. Itu baru anjuran dokter, sedangkan Allah SWT adalah Maha Rajanya dokter. Kenapa masih ada saja yang tidak menurut perintah-Nya?
Sebagian muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak dan ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram. Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan seorang muslim, bahkan untuk kehidupan akhiratnya setelah kematian. Baik pada terkabulnya do’a, amalan sholehnya dan kesehatan dirinya bisa dipengaruhi dari makanan yang ia konsumsi setiap harinya. Oleh karena itu, seorang muslim begitu urgent untuk mempelajari halal dan haramnya makanan. Dan yang kita bahas kali ini adalah seputar pengaruh makanan yang haram bagi diri kita.
Akibat Makanan Haram ?

Beberapa dampak buruk dan pengaruh dari mengkonsumsi makanan haram, antara lain :

1.Mengeraskan hati
Apabila seseorang begitu sulit menerima kebenaran bisa jadi yang bersangakutan adalah pelanggan makanan atau minuman haram.
Imam Ahmad  ra pernah ditanya, "apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “dengan mekakan makanan halal” (Thabaqat Al Hanabilah 1/219).

2.Mengikis keimanan pelakunya
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin" (HR Bukhari dan Muslim)

3.Tidak terkabulnya doa-doa
Rasulullah bersabda, “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh rambutnya kusut, mukanya berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku! Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram maka bagaimanakah akan diterimanya doa itu?" (HR Muslim)

4.Tidak diterimanya amal ibadah oleh Allah SWT
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “ Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah”. Apa jawaban Rasulullah, “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak untuknya" (HR. At-Thabrani)
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata, “Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang di dalam lambungnya terdapat makanan haram.”
5. Mencampakkan pelakunya ke neraka
Rasulullah bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram kecuali neraka lebih utama untuknya" (HR. At Tirmidzi)
6.Menyebabkan keturunannya rusak.
Sebaliknya, siapa yang mencukupkan diri dengan yang halal maka Allah akan menjaga dan memberkahi keturunannya. Ibnu al-Munkadir berkata, “Sesungguhnya Allah akan senantiasa menjaga anak dan cucu orang shalih serta orang-orang disekitarnya dengan sebab dirinya. mereka senantiasa mendapat perlindungan dan pengamanan dari Allah.”Wallahu Ta’ala A’lam.
Marilah kita membekali diri kita dengan pengetahuan yang memadai sekaligus mewaspadai lingkungan sekitar kita dan asal usul harta dan makanan yang kita makan dan nafkahkan pada keluarga, apalagi diakhir zaman seperti ini manusia sudah hampir tidak menghiraukan lagi antara halal dan haram. Inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW :
“Akan ada suatu zaman, seseorang tidak akan lagi peduli terhadap apa yang ia ambil apakah itu halal atau haram" (HR. Bukhari)

Janganlah dijadikan alasan bahwa kita tidak tahu, karena Allah telah memerintahkan kepada kita untuk mencari ilmu dan berusaha sekuat tenaga menjaga kita dan keluarga dari api neraka. Janganlah kesulitan membedakan halal dan haram menjadi kendala, karena justru usaha kita ini akan membuahkan cinta Allah SWT.

Ikhtitam
Wahb bin Munabbih berkata,
العملُ الصالحُ يبلغ الدعاء ، ثم تلا قوله تعالى : { إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُه }
“Amalan sholeh akan memudahkan tersampainya (terkabulnya) do’a. Lalu beliau membaca firman Allah Ta’ala, Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS. Fathir: 10)
Dari ‘Umar, ia berkata,
بالورع عما حرَّم الله يقبلُ الله الدعاء والتسبيحَ
“Dengan sikap waro’ (hati-hati) terhadap larangan Allah, Dia akan mudah mengabulkan do’a dan memperkanankan tasbih (dzikir subhanallah).”
Dari Sahl bin ‘Abdillah, ia berkata,
من أكل الحلال أربعين يوماً  أُجيبَت دعوتُه
“Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah dikabulkan.”
Semoga bermanfa'at,amiin.
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.voa-islam.com 3.http://infoislamdaily.blogspot.com
4.http://rumaysho.com
Jakarta 19/1/2015

1 komentar:

  1. Produsen dan pengedar miras di negara demokrasi ini sejak JAman DahULu hingga Sekarang masih dibolehkan beroperasi. Sampai kapan yaa?? #mikir #Islam

    BalasHapus

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman