Selasa, 13 Januari 2015

MISTERI KEMATIAN




MENANTI KEMATIAN ?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri)”. (QS. Ali Imran: 102)
“Barang siapa yang mengucapkan: ‘Laa ilaaha illallah’ mengharapkan wajah Allah lalu wafat setelah mengucapkannya maka dia masuk syurga, barang siapa berpuasa satu hari mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk syurga, barang siapa yang bersedekah dengan satu sedekah mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk syurga.”(Al-Hadts)
هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh” (Q.S. Asy-Sy’araa: 83)
اللهم اجعل خير عمري أخره و خير عملي خواتيمه و خير أيامي يوم لقائك
“Ya Allah jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat)” (H.R. Ibnus Sunny)
Muqaddimah
Sebaik-baik umur adalah yang dipanjangkan umur tetapi penuh dengan taat kepada Allah dan amal saleh. Seburuk-buruk umur adalah yang panjang umurnya tetapi penuh dengan dosa dan maksiyat kepada Allah. Orang yang akan selamat di alam akhirat adalah yang selamat di alam kubur. Orang yang selamat di alam kubur adalah orang yang selamat ketika di akhir hidupnya. Akhir hidup yang baik sulit didapat jika kita sehari-harinya tidak taat kepada Allah dan taat kepada Rasul. Oleh karena itu, supaya akhir hidup kita menjadi baik (husnul-khatimah) maka mulai sekarang kita harus menjadi orang yang taat kepada Allah, taat kepada Rasul dan selalu beramal saleh. Orang yang doanya akan dimakbul oleh Allah adalah mereka yang beriman, taat, mengamalkan sunnah Rasul, banyak beramal saleh, banyak berjasa kepada orang lain dan menjauhi dosa dan maksiyat kepada Allah. Mintalah kepada Allah untuk akhir hidup kita yang baik dengan doa-doa para Nabi.
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati”. Kerana itu kita jangan terlalu asyik dengan kehidupan dunia ini sehingga lalai dan lupa akan akhirat, sedangkan akhirat itulah tempat kekal abadi.
Ada dua macam akhir hidup, yaitu akhir hidup yang baik atau husnul-khotimah dan akhir hidup yang buruk atau su’ul-khotimah.
Husnul-khotimah adalah akhir kehidupan seseorang yang beriman kepada Alloh dan percaya pada hari berbangkitnya manusia dengan bermodalkan taqwa.
Sebenarnya tanda-tanda orang yang mati dalam husnul khatimah itu boleh dilihat semasa hayat atau hidup seseorang itu, iaitu mereka taat dan patuh kepada perintah Allah Subhanahu Wataala dan menjauhi larangan-Nya, mengamalkan perkara berkebajikan dan menjauhi kemaksiatan.
Tips  Husnul Khatimah
Maka di antara upaya yang bisa dilakukan hamba untuk meraih husnul khatimah, adalah:
1. Menjaga iman dan tuntutannya berupa ketaatan dan takwa kepada Allah. Hendaknya dia menjauhi benar-benar pembatal-pembatal iman dan yang mengurangi kesempurnaannya dari berbagai maksiat. Dia bertaubat dari segala dosa dan maksiat, khususnya syirik besar amaupun yang kecil. Di antaranya dengan membaca doa yang diajarkan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad dan Shahih Abi Hatim serta yang lainnya, shahih)
2. Berusaha sungguh-sungguh untuk memperbaiki zahir dan batinnya. Niat dan tujuan amalnya untuk mewujudnya keshalihan zahir dan batinnya tersebut. Sesungguhnya sunnah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang abadi bahwa pencari kebenaran akan diberi petunjuk memperolehnya, diteguhkan di atasnya, dan ditutup hidupnya dengan kebenaran.
3. Senantiasa memohon dan berdoa kepada Allah agar diwafatkan di atas iman dan takwa.
Adab Supaya Dikaruniai Husnul Khatimah
1. Sebaik-baik umur adalah umur yang panjang dan penuh dengan amal saleh. Dan seburuk-buruk umur menurut Allah adalah yang panjang umurnya tetapi diisi dengan dosa dan maksiyat kepada Allah.
2. Keadaan di akhir hayat seseorang bergantung kepada amalan sehari-hari. Oleh karena itu, isilah hari-hari kita dengan selalu meningkatkan iman dan amal saleh.
3. Selain berusaha untuk selalu meningkatkan ibadah fardhu dan sunnat, maka perlu memperbanyak amalan ihsan, yaitu amalan yang memberi kebaikan kepada orang banyak, baik berupa ajakan untuk kembali kepada Allah (dakwah ilallaah), menyebarkan ilmu, menyebarkan kasih sayang, menyebarkan amal saleh, dan selalu tawa shaubil wa tawaa shaubish-shabr.
4. Tidak meminta mati kacuali karena telah terjadi fitnah yang mengancam keselamatan diri dan agamanya.
5. Jangan sekali-kali berfikir untuk mengakhiri hidup dengan jalan pintas karena adanya tekanan hidup yang berat. Orang yang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas (bunuh diri) tidak akan diterima amalnya dan dipastikan dia akan masuk neraka.
6. Ajal adalah sebuah misteri, merupakan rahasia Allah. Bisa datang secepat kilat, tetapi bisa tidak datang-datang walaupun telah dinanti-nantikan setiap saat. Namun jika ajal telah datang, tidak bisa ditunda atau dimajukan walaupun sedetik.
7. Mendawamkan doa untuk dijadikan orang yang husnul-khatimah pada setiap akhir shalat fardhu.
8. Selalu menumbuhkan perasaan khauf dan rajaa (takut dan harap), yaitu takut akan tidak diampuninya dosa-dosanya dan berharap bahwa Allah itu Maha Rahman dan Rahim yang akan selalu memberikan rahmat kepada orang-orang yang dikehendakinya.
9. Ketika sudah ada tanda-tanda kan dipanggil oleh Allah, perbanyaklah membaca kalimat thayyibah, karena siapa yang ucapan terakhirnya adalah Laa Ilaaha illallah orang itu dijamin masuk sorga.(sedekahdoa.wordpress.com)                                 
Tanda Kematian Khusnul Khatimah
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ
Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka Dia memperkerjakannya?” Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana Allah memperkerjakannya?’ Beliau menjawab, ”Allah memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum kematiannya.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, Imam al-Hakim menshahihkannya dalam al-Mustadrak. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Al-Shahihah, no. 1334)
[1] Mengucapkan syahadat menjelang kematiannya, [2] Meninggal dalam keadaan berkeringat di dahi (keningnya), [3] Meninggal pada malam Jum’at atau siangnya, [4] Mati syahid di medan jihad, [5] Mati sebagai tentara di jalan Allah, [6] Meninggal dengan sebab sakit tha’un (pes/sampar), [7] Meninggal dengan sebab sakit perut, [8] Meninggal karena tenggelam, [9] Meninggal karena keruntuhan bangunan, [10] Seorang wanita yang meninggal di dalam masa nifasnya yaitu meninggal karena melahirkan anaknya, [11] Meninggal dengan sebab terbakar, [12] Meninggal dengan sebab sakit dzatul jambi (radang selaput dada), [13] Meninggal dengan sebab sakit paru-paru (TBC), [14] Meninggal dalam rangka mempertahankan harta yang akan dirampas, [15-16] Meninggal dalam rangka mempertahankan agama dan jiwa, [17] Mati sebagai murabith (pasukan yang berjaga di daerah perbatasan) di dalam perang di jalan Allah, [18] Meninggal di atas amalan shalih.
Mengapa Su’ul Khatimah ?
Seorang muslim yang beriman dengan betul-betul pasti akan takut mati su'ul khatimah. Karenanya, dia berusaha mencari tahu sebab-sebab yang bisa melindunginya dari kondisi tersebut, lalu berlindung di belakangnya.
Dalam kenyataan, ada sebagian orang terlihat sebagai seorang muslim yang rajin ibadah, namun akhir hayatnya ditutup dengan su'ul khatimah, Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari kondisi ini. Berikut ini beberapa sebab yang bisa menyebabkan seseorang meninggal su'ul khatimah:
Pertama, rusaknya aqidah walaupun disertai dengan kezuhudan dan keshalihan
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا * الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Siapa saja yang meyakini akidah yang berseberangan dengan akidah yang shahih, baik atas penalarannya sendiri atau mengambil dari orang yang berakidah batil, maka tetap berada dalam lingkup bahaya. Kezuhudan dan keshalihan tidak sedikiitpun membawa manfaat baginya. Dan sesungguhnya yang bisa mendatangkan kebaikan pada dirinya adalah akidah yang benar, yang sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wasallam. Karena akidah dalam Islam tidak dianggap kecuali yang berasal dari keduanya.
Kedua, terus menerus bermaksiat
Orang yang terbiasa melakukan kemaksiatan-kemaksiatan maka akan terekam dalam batinnya. Dan semua tindakan yang terekam selama hidupnya akan teringat kembali saat kematian menjemput.
الْمَعَاصِيْ بَرِيْدُ الْكُفْرِ كَمَا أَنَّ الْقُبْلَةَ بَرِيْدُ الْجِمَاعِ وَالْغِنَاءَ بَرِيْدُ الزِّنَا وَالنَّظَرَ بَرِيْدُ الْعِشْقِ وَالْمَرَضَ بَرِيْدُ الْمَوْتِ
Maksiat adalah pengantar menuju kekafiran sebagaimana halnya ciuman pengantar menuju jimak, nyanyian adalah pengantar menuju zina, pandangan adalah pengantar menuju kerinduan, dan sakit pengantar menuju kematian”. (Lihat Al-Jawab Al-Kafi (hal. 33) karya Ibnul Qoyyim)
Dan siapa yang tidak pernah melakukan kemaksiatan atau pernah melakukannya lalu bertaubat, maka dia jauh dari bahaya ini. Sedangkan orang yang banyak melakukan dosa sehingga jumlahnya lebih banyak dari ketaatannya, dan dia tidak bertaubat darinya bahkan terus menerus melakukannya, maka ini akan menciderai dirinya. Karena banyaknya goresan dosa tersebut menyebabkan ukiran dalam hatinya, sehingga dia kecanduan terhadapnya. Maka ketika nyawanya dicabut dalam kondisi itu, maka itu menjadi sebab akhir hidupnya yang buruk (su'ul khatimah).
Ketiga, sengaja tidak istiqamah (sengaja menyimpang)
Jika seseorang sebelumnya istiqamah, lalu berubah kondisinya dan meninggalkan keadaan tadi, maka hal itu menjadi sebab dia mengalami su'ul khatimah. Contohya: Bal’am bin Ba’ur yang telah Allah berikan kepadanya ayat-ayat-Nya, lalu dia sengaja melepaskan diri darinya dikarenakan cenderung kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah, akhirnya dia menjadi orang yang sesat dan celaka.
Contoh lainnya adalah pendeta Barshisha, seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil yang dibujuk syetan, “Kufurlah”. Ketika telah kufur maka syetan berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Rabb, Tuhan semesta alam.” Dia telah ditipu syetan untuk kufur. Maka ketika dia telah kafir, syetan berlepas diri darinya karena takut akan menyertainya dalam adzab. Tapi hal itu tidak bermanfaat baginya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ
Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hasyar: 17)
Keempat, lemah iman
Jika iman seseorang lemah, maka lemah pula rasa cintanya kepada Allah Ta’ala. Sebaliknya, cintanya kepada dunia menguat dalam hatinya sampai menguasai dirinya. Sehingga tidak tersisa lagi tempat untuk mencintai Allah Ta’ala. Akibatnya, jiwanya tidak lagi merasakan terpengaruh atas penyimpangan dirinya. Larangan berbuat maksiat tidak lagi berguna. Anjuran untuk taat tidak lagi memiliki tempat dalam dirinya. Sehingga dia terjerembab dalam kubangan syahwat dan melakukan berbagai perbuatan maksiat. Kegelapan dosa telah menutupi hatinya. Sampai-sampai cahaya iman selalu dipadamkan olehnya. Ketika datang sakaratul maut, maka kecintaan kepada Allah melemah dalam hatinya ketika dia tahu akan berpisah dengan dunia yang dicintainya. Sedangkan kecintaannya kepada dunia mengalahkan dirinya sehingga berat meninggalkannya.(voa-islam.com)
اللهم اختم لنا بحسـن الخاتمة ولا تختم علينا بسـوء الخاتمة
“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan husnul-khatimah (akhir yang baik), dan jangan Kau akhiri hidup kami dengan suu-ul-khatimah (akhir yang buruk)”
Jakarta 14/1/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman