Senin, 13 April 2015

AKHLAK MUSLIM




SEMUA MAKHLUK DIJAMIN REZKINYA ?


وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (Huud: 6).
شَرفُ المؤمِنِ قيامُ اللَّيلِ وعزُّهُ استِغناؤُهُ عنِ النَّاسِ
“Kehormatan seorang mukmin terletak pada shalat malam dan kemuliaannya terletak pada ketidakbergantungannya pada manusia” (Shahih al-Isnad. HR. al-Hakim).
Muqaddimah
Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
"Sesungguhnya daku diutuskan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak"

Didalam diri Nabi pun sudah tertanam akhlak yang luhur. Allah SWT menyebutkan didalam al-Qur’an,

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al Qalam 68 : 4)

Suatu ketika Sayyidah ‘Aisyah radliyallahu ‘anha pernah ditanya mengenai akhlak Nabi, Aisyah menjawab :

كان خلقه القرآن
“Akhlak Nabi adalah al-Qur’an”
Akhlak di dalam islam banyak dibicarakan dan dimuat pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari bagi manusia. ada yang menjelaskan banyak arti baik dan buruk.
kita telah mengetahui bahwa akhlak islami adalah merupakan sistem moral/akhlak yang  berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya.
Sehubung dengan akhlak Islam, Drs. Sahilun A. Nasir menyebutkan bahwa akhlak islam berkisar pada:
a. Tujuan hidup setiap muslim, ialah menghambakan dirinya kepada Allah, untuk mencapai keridhaan-Nya, hidup sejahtera lahir dan batin, dalam kehidupan masa kini maupun yang akan datang.
b. Dengan keyakinan terhadap kebenaran wahyu Allah dan sunnah Rasul-Nya, membawa konsekuensi logis, sebagai standar dan pedoman utama bagi setiap moral Muslim. Ia memberi sangsi terhadap moral dalam kecintaan dan kekuatannya kepada Allah tanpa perasaan adanya tekanan-tekanan dari luar.
c. Keyakinannya akan hari kemudian/pembalasan, mendorong manusia berbuat baik dan berusaha menjadi manusia sebaik mungkin, dengan segala pengabdiannya kepada Allah.
d. Islam tidak moral yang baru, yang  bertentangan dengan ajaran dan jiwa islam. Berasaskan dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, di interpretasikan oleh para ulama mujtahid.
e. Ajaran akhlak islam meliputi segala segi hidup dan kehidupan manusia berdasarkan asas kebaikan dan bebas dari segala kejahatan. Islam tidak hanya mengajarkan tetapi menegakkannya, dengan janji Illahi  yang sang Maha Adil. Tuntutan moral sesuai dengan bisikan hati nurani, yang menurut kodratnya cenderung kepada kebaikan dan membenci keburukan.

Begitu banyak macam akhlak yang baik, diantaranya adalah :

1. JUJUR / ASH-SHIDQU


Jujur dalam kehidupan merupakan anjuran dari al-Qur’an dan al-Hadits. Islam menaruh perhatian serius terhadap akhlak terpuji ini. Islam selalu mengajak dan mendorong manusia agar memiliki watak ini.

Allah Ta’alaa berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At Taubah: 119).

فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)

2. BERKATA YANG BAIK

Diantara perkataan yang baik adalah jujur dalam berucap. Namun, berkata yang baik meliputi segala ucapan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai al-Qur’an maupun al-Hadits. Allahu Subhanu wa Ta’alaa berfirman:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعاً إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya” (QS. al-Fathir : 10)

مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. al-Qaaf : 18)


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat hendaknya dia berkata perkataan yang baik ataupun diam” (HR. Imam Al Bukhari)

3. AMANAH

Amanah merupakan bagian dari akhlak yang baik yang berkaitan dengan tanggung jawab yaitu memenuhi hak dan kewajiban terhadap Allah (hablun minallah) dan sesama manusia (hablum minannas). Lawan dari amanah adalah khianat. Allah Subhanahu wa Ta’alaa  berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya" (QS. An Nisa': 58)

Nabi Shallallahu 'alayhi wa Sallam juga bersabda:

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ
"Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu." (HR. Iman Abu Daud)

أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مِمَّا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ وَصِدْقُ حَدِيْثٍ وَحُسْنُ خَلِيْقَةٍ وَعِفَّةُ مِنْ طُمْعَةٍ
"Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu: memelihara amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik, dan bersih dari tamak.” (HR. Ahmad)

4. MALU

Malu juga termasuk akhlak yang terpuji yang mendorong seseorang untuk meninggalkan sesuatu yang buruk dan mencegahnya dari kelalaian (meremehkan) dalam memenuhi hak.

الحياء لا يأتي إلا بخير
"Sesungguhnya sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan" (HR. Al-Bukhari)

الحياء كله خير
"Sifat malu adalah baik semuanya" (HR. Muslim)
5.QANA’AH
Untuk memperoleh sifat qana’ah, kita dapat menempuh beberapa cara berikut:
1. Memperkuat keimanan terhadap takdir Allah, kesabaran dan tawakkal
Rezeki termasuk salah satu yang telah ditakdirkan Allah bagi setiap hamba-Nya bahkan ketika dia belum terlahir ke dunia dan masih berada dalam rahim sang ibu, bahkan sejak azali seluruh hal yang terkait dengan hamba-Nya telah ditetapkan oleh-Nya. Jika kita benar-benar memahami hal ini, maka rasa gelisah atas rezeki yang ada tidak sepatutnya terjadi.
2. Mentadabburi firman Allah ta’ala dan hadits nabi
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (Huud: 6).
Atau sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa seorang tidak akan diwafatkan kecuali setelah Allah menyempurnakan jatah rezeki yang ditetapkan untuknya,
أيها الناس اتقوا الله و أجملوا في الطلب فإن نفسا لن تموت حتى تستوفي رزقها و إن أبطأ عنها فاتقوا الله و أجملوا في الطلب خذوا ما حل و دعوا ما حرم
Wahai manusia bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik, sesungguhnya seorang itu tidak akan mati sehingga lengkap jatah rezekinya. Jika rezeki itu terasa lambat datangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan carilah dengan cara yang, ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram” (Shahih. HR. Al Baihaqi).
3. Memahami hikmah Allah menciptakan perbedaan rezeki dan kedudukan di antara hamba
Salah satu hikmah terjadi perbedaan rezeki di antara hamba adalah apa yang difirmankan Allah,
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (az-Zukhruf: 32).
Salah satu hikmah timbulnya perbedaan rezeki sehingga ada yang kaya dan yang miskin adalah agar kehidupan di bumi bisa berlangsung, terjadi hubungan timbal-balik di mana kedua pihak saling mengambil manfaat, yang kaya memberikan manfaat kepada yang miskin dengan harta, sedangkan yang miskin memberikan bantuan tenaga kepada yang kaya, sehingga keduanya menjadi sebab kelangsungan hidup bagi yang lain (Tafsir al-Baghawi).
4. Berdo’a
اللَّهُمَ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لي فِيهِ، وَاخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِي بِخَيْرٍ
Ya Allah, jadikanlah aku orang yang qana’ah terhadap rezeki yang Engkau beri, dan berkahilah, serta gantilah apa yang luput dariku dengan sesuatu yang lebih baik” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).
5. Melihat kondisi mereka yang berada di bawah kita
Jika kita sering memperhatikan orang yang diberi kelebihan harta dan kedudukan sementara dia mungkin tidak memiliki skill, kecerdasan, dan perilaku seperti kita, mengapa diri kita tidak mengingat bahwa di sana betapa banyak orang yang memiliki keunggulan serupa dengan kita atau bahkan lebih, namun dirinya tidak ditakdirkan untuk memperoleh setengah dari rezeki yang Allah berikan kepada kita?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
إذا رأى أحدكم مَنْ فوقه في المال والحسب فلينظر إلى من هو دونه في المال والحسب
“Jika engkau melihat seorang yang memiliki harta dan kedudukan yang melebihimu, maka lihatlah orang yang berada di bawahmu” (Shahih. HR. Ibnu Hibban).
Beliau juga mengatakan,
انظروا إلى من أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم؛ فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله
Perhatikanlah mereka yang kondisi ekonominya berada di bawahmu dan janganlah engkau perhatikan mereka yang kondisi ekonominya berada di atasmu. Niscaya hal itu akan membuat dirimu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadamu” (Shahih. HR. Bukhari dan Muslim).
Ikhtitam
اللَّهُمَ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لي فِيهِ، وَاخْلُفْ عَلَيَّ كُلَّ غَائِبَةٍ لِي بِخَيْرٍ
Ya Allah, jadikanlah aku orang yang qana’ah terhadap rezeki yang Engkau beri, dan berkahilah, serta gantilah apa yang luput dariku dengan sesuatu yang lebih baik” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad).
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.https://www.islampos.com 3http://www.muslimedianews.com
4.http://muslim.or.id
JAKARTA 13/4/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman