ORANG YANG MENDAPAT HIDAYAH ?
(أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5
“Mereka
itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu)
merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S.
Al-Baqarah: 5)
QS. Al-Qasas [28] : 56
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Kementrian AgamaSesungguhnya kamu tidak akan
dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.
Muqaddimah
Semua manusia sebenarnya telah diberikan oleh Allah
berupaya Hidayah , bagi orang-orang yang mau berpikir dan merasakan berapa
banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah, kepadanya tapi kebanyakan
manusia tidak bisa merasakan kenikmatan itu karena didalam hatinya terdapat
bermacam-macam penyakit terutama, kesombongan, kemalasan dan selalu melakukan
dosa-dosa , sehingga hati nya menjadi buta , seperti Firman Allah didalam AL-Qur’an surat “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia , mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi)tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah), Mereka itu sebagai binatang ternak , bahkan
mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai” ( Al-Qur’an
surat Al-A’raf ayat 179).
Sampai
disini dan jika hati dan pikiran Anda telah siap untuk menerima dan memahami
tujuan dan esensi Al-Qur’an sebagai pedoman, petunjuk dan rahmat bagi alam
semesta, maka siapkanlah diri anda dari sekarang untuk menanggung segala
konsekuensi dan resikonya. Apa dan bagaimana konsekuensi dan resikonya bagi
umat yang telah mengerti dan memahami tujuan dan esensi Al-Qur’an?
Hidayah Dalam Al-Qur’an ?
۞ سَيَقُولُ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّىٰهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ ٱلَّتِى كَانُوا۟ عَلَيْهَا ۚ قُل لِّلَّهِ ٱلْمَشْرِقُ وَٱلْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Kementrian AgamaOrang-orang yang kurang akalnya diantara manusia
akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya
(Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah:
"Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".( QS.
Al-Baqarah [2] : 142)
ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Kementrian AgamaItulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan
yang telah mereka kerjakan.
(QS. Al-'An`am [6] : 88)
۞ ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Kementrian AgamaAllah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di
dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari
pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
(sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya
(berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki,
dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. QS. An-Nur [24]
: 35
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Kementrian AgamaSesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk. QS. Al-Qasas [28] : 56
ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ
Kementrian AgamaAllah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab
itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan
Allah, niscaya tak ada baginya seorang (QS. Az-Zumar [39] : 23)
Macam-Macam Hidayah ?
Para Ulama
besar Islam telah menjelaskan dengan rinci dan mendalam perihal Hidayah/Hudan,
khususnya yang diambil dari Al-Qur’an seperti yang ditulis oleh Al-Balkhi dalam
bukunya “Al-Asybah wa An-Nazho-ir”, Yahya Ibnu Salam dalam bukunya
“At-Tashoriif”, As-Suyuthi dalam bukunya “Al-Itqon” dan Ibnul Qoyyim Al-Jawzi
dalam bukunya “Nuzhatu Al-A’yun An-Nawazhir”.
Hidayah/Hudan
Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits.
Sedangkan pengertian Hidayah / Hudan dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat
sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna : penjelasan, agama Islam, Iman
(keyakinan), seruan, pengetahuan, perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab,
Al-Qur’an, Taurat, taufiq/ketepatan, menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan
Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran,
karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan kokoh/konsisten.
Dari 27
pengertian tersebut di atas, sesungguhnya Hidayah, secara umum, terbagi menjadi
empat bagian utama :
1.Hidayah I’tiqodiyah (Petunjuk Terkait Keyakinan Hidup), seperti firman Allah dalam
surat An-Nahl berikut :
إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (37)
“Jika kamu
sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (keyakinan hidup), maka
sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan
sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl : 37)
2.Hidayah Thoriqiyah (Petunjuk
Terkait Jalan Hidup, yakni Islam yang didasari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw,
seperti Firman Allah dalam surat Al-Hajj berikut ini :
لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلا يُنَازِعُنَّكَ فِي الأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ (67)
“Bagi
tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka
janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan
serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan
yang lurus (Islam)”. (Q.S.
Al-Hajj: 67)
3.Hidayah ‘Amaliyah (Petunjuk
Terkait Aktivitas Hidup), seperti firman Allah dalam surat Al-Ankabut berikut :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69)
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut: 69)
4.Hidayah Fithriyah (Fitrah).
Hidayah Fithriyah ini terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan
dalam diri manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta, mentauhidkan-Nya dan
melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri mereka.
Realisasinya
tergantung atas pilihan dan keinginan mereka sendiri. Sumbernya adalah Qalb
(hati nurani) dan akal fikiran yang masih bersih (fithriyah) sebagaimana yang
dialami oleh Nabi Ibrahim. Allah menjelaskan dalam firma-Nnya:
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)
Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah
bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. (Q.S. Al-An’am: 77)
Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup ?
Dari hasil
tadabbur berbagai ayat Al-Qur’an, kita dapat memetik pelajaran dan pesan
berharga tentang konsekuensi menjadikan Al-Qur’an sebagai petujuk dan pedoman hidup.
Pertama, meyakini
hidayah Al-Qur’an sebagai satu-satunya pilihan, dan tak ada solusi lain selain
dari Al-Qur’an. Inilah pesan yang diambil dari firman Allah ta’ala,
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ﴿١٩﴾ ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ ﴿٢٠﴾ مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ ﴿٢١﴾ وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُونٍ ﴿٢٢﴾ وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ ﴿٢٣﴾ وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ ﴿٢٤﴾ وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ ﴿٢٥﴾ فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ ﴿٢٦﴾ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ ﴿٢٧﴾ لِمَن شَاء مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ ﴿٢٨﴾
19.
Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan
yang mulia (Jibril), 20. Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan
tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, 21. Yang ditaati di sana (di alam
malaikat) lagi dipercaya. 22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali
orang yang gila. 23. Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang
terang. 24. Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan
yang ghaib. 25. Dan Al Qur’aan itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk,
26. Maka ke manakah kamu akan pergi ? 27. Al Qur’an itu tiada lain hanyalah
peringatan bagi semesta Alam, 28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau
menempuh jalan yang lurus. (QS.
At-Takwir [81] : 19-28)
Kedua, jika kita
mengaku sebagai kelompok orang berilmu maka yakinlah dengan kebenaran Al-Qur’an
dan segala petunjuknya untuk kebaikan hidup manusia dan alam semesta. Jangan
sampai kita terlambat mengakui kebenaran Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah
ta’ala hanya dengan membawa kebenaran. Sebab persoalan terbesar yang seringkali
merintangi proyek peradaban Allah saat ingin diterapkan di bumi ini adalah
ketiadaan iman dan ketidakyakinan orang muslim sendiri ataupun non-muslim bahwa
Al-Qur’an adalah solusi kehidupan yang sempurna.
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿١٠٥﴾ وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً ﴿١٠٦﴾ قُلْ آمِنُواْ بِهِ أَوْ لاَ تُؤْمِنُواْ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُواْ الْعِلْمَ مِن قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّدًا ﴿١٠٧﴾ وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِن كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولاً ﴿١٠٨﴾ وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا* ﴿١٠٩﴾
105. Dan
kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur’an itu telah
turun dengan (membawa) kebenaran. dan kami tidak mengutus kamu, melainkan
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. 106. Dan Al-Qur’an itu
telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian. 107.
Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi
Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila
Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud, 108. Dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, Sesungguhnya janji
Tuhan kami pasti dipenuhi”. 109. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil
menangis dan mereka bertambah khusyu’. (QS. Al-Israa’ [17] : 105-109)
Ketiga, memformat
ulang diri kita sebagai muslim agar selaras dengan tuntunan Al-Qur’an, dan
memperbarui perangkat penerimaan akal dan kalbu kita seperti para sahabat saat
menerima inspirasi dan aspirasi Al-Qur’an.
Allah telah
menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Rabb-nya kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah dengan kitab itu Dia menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya (QS. Az-Zumar [39] : 23)
Keempat, siap dan
rela untuk diatur oleh ketetapan Al-Qur’an dalam seluruh sendi kehidupan. Di
antara fungsi Al-Qur’an sebagai hudan, petunjuk kebahagiaan untuk manusia, Ia
juga semestinya menjadi dasar dan landasan bagi konstitusi kenegaraan dalam
kehidupan masyarakat muslim. Sebagaimana Al-Qur’an harus menjadi rujukan kaum
Muslimin dalam pelbagai soal akidah, ibadah dan akhlak, maka sudah sepantasnya
Al-Qur’an menjadi landasan konstitusi bernegara dan politik dalam kehidupan
umat Islam.
Karena
sesuai karakternya, Al-Qur’an tak hanya kitab yang menunjuki jalan dari gelap
‘zhulumat’ menuju cahaya Allah (QS. Ibrahim [14] : 1), sebagai pembawa
kebenaran dalam arti membenarkan dan menjadi batu ujian bagi apa yang Allah
turunkan sebelumnya (QS. Al-Maidah [5] : 48), tetapi juga agar Al-Qur’an
menjadi kitab rujukan, hukum dan perundangan dalam mengadili antara manusia.
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللّهُ وَلاَ تَكُن لِّلْخَآئِنِينَ خَصِيمًا ﴿١٠٥﴾
Sesungguhnya
kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela)
orang-orang yang khianat, (QS.
An-Nisaa [4] : 105)
Sumber:1.Al-Qur’an
2http://www.eramuslim.com 3.http://alquranalhadi.com
JAKARTA 17/4/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar